- Kategori: Suku Cadang/Spare Part
- Dibuat pada Jumat, 01 Mei 2009 19:35
- Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41
- Ditulis oleh Administrator
- Dilihat: 17588
Ungkapan bahwa biaya pemakaian suku cadang meledak sangat sering kali terucapkan baik oleh pemilik, bagian keuangan, dll. Pada prinsipnya biaya pemakaian suku cadang (dalam hal ini termasuk bagian undercarriage / ban) merupakan biaya terbesar kedua setelah biaya bahan bakar dan oli. Tetapi bukan berarti biaya tersebut jadi boleh meledak – ledak besarnya. Pada umumnya keranjang sampah dari kesalahan adalah bagian pembelian suku cadang atau bagian yang mengelola suku cadang, dari kecurigaan adanya mark up (dinaikkan) harga belinya sampai dengan ketidak mampuan bagian pembelian (perorangan). Malahan tidak jarang saling menyalahkan untuk mencari kambing hitamnya, dalam rangka cuci tangan. Semua tindakan tersebut tidak ada gunanya dan hanya membuang waktu tetapi tidak ada penyelesaiannya, serta membuat hubungan antara bagian / perorangan jadi tidak harmonis di dalam perusahaan.
Stop saling menyalahkan !. Sekarang diurai dan dirunut, mengapa biaya pemakaian suku cadang meledak ? Akan banyak bagian ataupun orang yang terlibat dan berkonstribusi yang mengakibatkan kejadian tersebut, antara lain :
1. Operator / supir dari alat berat atau truk, karena mereka dapat mengakibatkan kerusakan yang mengakibatkan banyak pemakaian suku cadang. Sangat banyak sekali kejadian operator melakukan mis-operation (salah dalam pengoperasian) dan mis-application (salah dalam pengaplikasian), contoh operator excavator sewaktu jam makan siang untuk makan ke mess / kantin makan menggunakan excavator padahal excavator tersebut tidak diperuntukkan kerja dengan kondisi banyak berjalan. Sang operator tidak menyadari bahwa excavator yang dipakai untuk makan siang harganya lebih mahal dari mobil Mercedes Benz, sementara atasan / bos / pemilik saja belum tentu memakai mobil jenis tersebut. Excavator dalam berjalan menggunakan travel motor (final drive) yang digerakkan oleh hydraulic (oli). Jika sering dipergunakan untuk travelling (jalan) akan mempercepat baik keausan maupun kerusakan suku cadang bagian dalam travel motor.
2. Mekanik, karena mereka dapat melakukan mis-maintenance (kesalahan dalam melakukan pemeliharaan) dan mis-repair (kesalahan dalam melakukan perbaikan). Sering kali terjadi agar alat berat atau truk pada saat rusak, oleh mekanik “…. coba diakal – akalin agar dapat cepat operasi lagi….â€, tetapi pada kenyataan tindakan tersebut akan berakibat terjadi kerusakan yang banyak membutuhkan suku cadang. Juga mekanik yang hanya menjadi tukang ganti saja, tanpa menganalisa mengapa kerusakan tersebut dapat atau sering terjadi. Umumnya mekanik hanya dituntut agar alat berat atau truk cepat / segera beroperasi kembali, jadi menjalankan sistem break down maintenance (pemeliharaan dilakukan pada saat terjadi kerusakan) bukan schedule maintenance (pemeliharaan dilakukan secara terjadwal / terencana).
3. Bagian pengelolaan atau pembelian, untuk menekan biaya pemakaian suku cadang agar tidak meledak maka dalam melakukan pembelian suku cadang hanya mempertimbangkan harga yang paling murah saja. Tanpa mempertimbangkan fungsi, kualitas, posisi suku cadang, apakah wajar suku cadang tersebut diganti, dll. Mekanik hanya melakukan pemasangan saja atas suku cadang yang sudah dibeli, disebabkan mekanik merasa tidak diikut sertakan dalam pemilihan suku cadang. Contoh, sewaktu dilakukan penggantian Ring Piston yang ada di Engine dengan suku cadang kualitas rendah / imitasi karena harganya murah, maka dapat mengakibatkan keausan yang cepat pada Ring Piston tersebut atau dapat mengakibatkan baret (scratch) pada Liner. Hal ini akan berdampak pada performance (unjuk kerja) dari alat berat dan truk.
4. Bagian keuangan, yang hanya concern terhadap budget dan penurunan biaya saja. Berusaha selalu menekan bukan mengendalikan biaya pemakaian suku cadang padahal alat berat atau truk yang umurnya semakin lama akan membutuhkan suku cadang penggantian lebih banyak dibandingkan masih dalam kondisi baru. Belum lagi jika suku cadang untuk pemeliharaan rutin juga budget-nya ditekan, maka tinggal menunggu bom biaya pemakaian suku cadang meledak saja.
5. Bagian produksi, yang mementingkan supaya alat berat atau truk selalu beroperasi walaupun dengan performace (unjuk kerja) yang dari alat kecenderungan menurun atau apa adanya. Ini juga awal dari bencana meledaknya biaya pemakaian suku cadang serta memperpendek umur pakai alat berat atau truk. Pada umumnya bagian produksi lebih berwenang dari mekanik / pengelola alat dalam menentukan apakah alat berat atau truk boleh atau harus dihentikan operasinya, untuk dilakukan pemeliharaan atau perbaikan.
6. Bos atau pemilik, yang selalu cerewet agar alat berat atau truk harus cepat beroperasi tanpa mengindahkan kondisinya dan marah – marah jika banyak melakukan pembelian suku cadang walaupun sebenarnya jelas – jelas dibutuhkan. Umumnya hanya mengejar target produksi, berapa keuntungan yang didapat serta tingkat pengembalian modal saja.
Dari penjelasan di atas jelas sekali banyak pihak yang berkonstribusi atas kejadian biaya pemakaian suku cadang meledak. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan biaya pemakaian suku cadang, yaitu :
1. Membuat buku riwayat setiap alat yang berisikan yang mencakup hal pemeliharaan, kerusakan, pemakaian suku cadang, kondisi hasil penge-chek-an, dll (hal ini akan dibahas tersendiri).
2. Melakukan pembenahan organisasi perusahaan yang terstruktur melalui, antara lain :
a. Pembahasan yang terjadwal antar bagian dalam rangka membahas masalah dan aktivitas perbaikan yang harus dilakukan.
b. Mengevaluasi atas kompetensi dari setiap bagian / orang, selanjutnya dievaluasi peningkatan kompetensi baik dengan pelatihan (training) secara internal maupun eksternal.
c. Membuat Uraian Kerja (Job Description) dan KPI (Key Performance Indicator / Kunci Indikator Unjuk Kerja) yang harus dicapai.
d. Memberikan suatu kewenangan dan tanggung jawab yang tidak hanya pada setiap bagian tetapi lintas bagian tentunya harus mempunyai komandan yang jelas
e. Dll (Hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai organisasi)
3. Membuat semua bagian / orang berpikir untuk berusaha mencari solusi penyelesaian dari pada membuang energi dan pikiran mencari pihak yang melakukan salah, tentunya yang melakukan kesalahan harus menyadari serta membuat langkah – langkah perbaikan.
4. Dll.
Salah satu contoh kecil tetapi berakibat fatal dan ini hanya sebagai pelajaran agar jangan mengalami hal ini :
- Operator alat berat atau truk berpikir bahwa hanya bertugas untuk mengoperasikan saja dan melakukan pemeliharaan asal saja. Contohnya membersihkan Air Filter (Filter Udara). Operator melakukan pembersihan dengan angin dari kompresor tetapi tidak terjadwal.
- Mekanik berpikir hanya melakukan tugas perbaikan kalau terjadi kerusakan saja, serta selalu sibuk menangani perbaikan yang setiap hari terjadi. Tugas membersihkan Air Filter adalah tugas dari operator.
- Air Filter harusnya boleh dilakukan pembersihan hanya beberapa kali saja, memang periode penggantian Inner (Air Filter) jika Outer (Air Filter) sudah 2 kali ganti. Biasanya harusnya sudah dilakukan penggantian tetapi tidak dilakukan penggantian dan hanya selalu dibersihkan saja.
- Debu dan kotoran kecil maka akan masuk ke ruang pembakaran dan akan menimbulkan garet (scratch) pada dinding liner yang bergesekan dengan ring piston.
- Dampaknya oli akan naik dan ikut terbakar, yang mengakibatkan oli akan selalu berkurang.
- Oli berkurang akan semakin cepat jika debu dan kotoran selalu masuk serta akan menumpuk di ruang pembakaran. Mengakibatkan garet akan semakin dalam dan semakin banyak.
- Mengingat mekanik selalu asyik dengan tugas perbaikan serta operator berpikir pemeliharaan bukan tugasnya, maka oli akan habis terbakar dan fatal adalah Engine Jammed (macet).
- Biaya perbaikan jika Engine Jammed akan besar sekali dan sering pada akhirnya dilakukan penggantian Engine dikarenakan sudah tidak layak / ekonomis dilakukan perbaikan.
- Jika sudah terjadi demikian bos / pemilik akan marah – marah tetapi sudah terlambat.
Jika dibandingkan penggantian Air Filter yang terjadwal sesuai rekomendasi pabrik pembuat akan sangat murah sekali dibandingkan biaya suku cadang untuk perbaikan atau penggantian engine. Pada kenyataannya kejadian di atas sering terjadi.
Ditulis oleh : Tractor-Truck.Com