Menperin Pacu Industri Pengolahan Bauksit

Kategori: Berita
Dibuat pada Kamis, 21 April 2016 11:39
Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41
Ditulis oleh Administrator
Dilihat: 3278
ESTU SURYOWATI/KOMPAS.comSmelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian mineral PT Well Harvest Winning (WHW) Alumina Refinery, di Air Upas, Ketapang, Kalimantan Barat Selasa (4/8/2015). Tiap tiga ton MGB (metallurgical grade bauxit) menghasilkan satu ton SGA. Tahap I, kapasitas produksi smelter WHW sebanyak 1 juta ton SGA per tahun. Progress smelter per Juli 2015, mencapai 63 persen.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian mendorong percepatan industri pemurnian dan pengolahan bauksit menjadi alumina. Salah satu daerah yang tengah mengembangkan industri ini ialah Kalimantan Barat.

Bauksit merupakan bahan mentah yang diolah menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) dan selanjutnya menghasilkan alumunium ingot.

Aktivitas pengolahan bernilai tambah ini bermuara pada industri antara dan hilir seperti kabel, pipa, alat rumat tangga, konstruksi, furnitur, alat olah raga, otomotif dan bahkan memasok industri aviasi alias penerbangan.

Sehingga, industri ini menggerakkan industri lain yang menyerap tenaga kerja, memberikan pendapatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar, menggerakkan ekonomi daerah dan pendapatan devisa.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan hal itu saat mengunjungi refinery atau fasilitas pemurnian bauksit yang menghasilkan alumina milik PT Well Harvest Winning di Ketapang, Kalimantan Barat, Kamis (21/4/2016).

"Saya sengaja berkunjung dan berkeliling untuk melihat sendiri bagaimana progress proyek dan realisasi investasi," kata dia melalui rilis pers ke Kompas.com.

Menurut dia, investor sangat serius dan berorientasi jangka panjang meningkatkan nilai tambah. "Jadi, yang bisa kami percepat, akan kami lancarkan karena dampaknya riil dan luas,” tambah dia.

Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menegaskan dukungan pemerintah provinsi karena proyek ini berkontribusi pada pemanfaatan potensi daerah.

"Proyek ini memotivasi dan menambah kepercayaan diri kami untuk mengembangkan sumber daya alam dan meningkatkan kemampuan SDM," ujarnya.

Well Harvest berinvestasi total 1,2 miliar dollar AS atau  setara Rp 15, 8 triliun. "Investasi itu hanya untuk refinery saja. Jika berlanjut ke smelter maka investasi lebih tinggi lagi. Begitu juga benefitnya," kata Wakil Direktur Well Harvest Ronald Sulistyanto.

Proyek terbagi dua tahap dan sampai akhir April nanti, realisasi investasi mencapai Rp 8,8 triliun.

Well Harvest dimiliki oleh pemegang saham yaitu PT Cita Mineral Investindo Tbk (30%), China Hongqiao Group Ltd (56%), Winning Investment (HK) Ltd (9%), Shandong Weiqiao Aluminium & Electricity Co., Ltd (5%).


By. ESTU SURYOWATI

Narasumber : Kompas.com