- Kategori: Berita
- Dibuat pada Sabtu, 23 Mei 2015 09:32
- Diperbarui pada Kamis, 16 Jun 2016 10:41
- Ditulis oleh Administrator
- Dilihat: 1329
TEMPO.CO, Jambi - Lima perusahaan batu bara di Provinsi Jambi yang beroperasi di Kabupaten Tebo terpaksa tutup dan menghentikan kegiatannya. Mereka juga tidak memperpanjang izin usaha pertambangan. Kelima perusahaan melakukan eksplorasi di area seluas 11.350 hektare.
"Lima perusahaan itu berhenti atas imbas anjloknya harga batu bara," kata Kepala Bidang Pertambangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Tebo Hendriyanto, Jumat, 22 Mei 2015.
Kini harga jual batu bara hanya Rp 220 ribu per ton. Angka itu jauh lebih murah dibanding acuan harga normal Juni 2014 yang mencapai Rp 950 ribu per ton. Tak hanya itu, ujar Hendriyanto, anjloknya harga batu bara dunia telah menyebabkan produksi batu bara di Kabupaten Tebo mengalami kemacetan.
Sebanyak 10.000 ton batu bara dari Kabupaten Tebo, tutur dia, kini terbengkalai di Pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muarojambi, karena tidak terjual. Batu bara itu milik PT AAA sebanyak 3.000 ton dan PT Winner 7.000 ton. "Mereka sementara menghabiskan dulu stok yang ada sembari menunggu harga batu bara normal kembali," ucapnya.
Produksi batu bara memiliki tiga kategori kualitas, yakni high, medium, dan low. Khusus di Tebo, kandungan kalori batu bara di daerah ini berkisar 5.000 dan masuk kualitas low. Jadi harga batu bara di Tebo terbilang sangat murah.
Berdasarkan data Dinas ESDM Provinsi Jambi, harga batu bara di Jambi stagnan dan cenderung turun akibat kelebihan stok. “Apalagi kualitas batu bara di Jambi yang berkadar kalori rendah,†katanya.
Dengan kondisi yang berat ini, 70 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan masih sebatas eksplorasi, belum meningkatkan ke produksi. Dinas ESDM berencana mencabut izin mereka.
SYAIPUL BAKHORI
Narasumber : tempo.co